Copyright © Mahasiswa Treasury Tiga I STAN
Design by Dzignine
Sabtu, 29 Desember 2012

Pemuda Islam = Memasyarakatkan Islam


          Sebagai seorang pemuda islam kita sebenarnya memiliki kewajiban yang sama seperti masyarakat islam lainnya, hal itu salah satunya adalah dalam hal mendakwahkan islam. Mendakwahkan islam merupakan kewajiban bagi kalangan tua dan kalangan muda. Apalagi bagi kalangan muda, di usia kita yang masih muda ini hal itu merupakan suatu potensi dan nilai tersendiri bagi kita untuk mendakwahkan ajaran islam. Kita memiliki pemikiran yang masih “fresh”, bisa bersuara lantang dalam berdakwah, masih memiliki banyak waktu luang dan masih bisa belajar tentang banyak hal. Hal itu merupakan kelebihan tersendiri bagi kita para kaum pemuda.
            Sebagai seorang pemuda muslim kita harus memasyarakatkan islam.. Ya, memasyarakatkan islam, bukan mengislamkan masyarakat.. Kita tidak bisa membuat semua orang masuk islam, hal itu sama saja dengan sebuah pemaksaan, melanggar HAM dan tidak sesuai dengan ajaran islam. “Untukmu agamamu, untukku agamaku”.. Seperti itulah, yang kita lakukan bukanlah mengislamkan masyarakat akan tetapi memasyarakatkan islam. Kita sebagai pemuda islam harus membuat islam menyebar dalam kehidupan masyarakat serta membuat nilai-nilai islam menjadi kebiasaan yang dilakukan dalam setiap kehidupan masyarakat islam.. Jadi kelak tidak ada lagi masyarakat islam yang merasa asing dan enggan dengan ajaran islam itu sendiri.
Terkadang karena belum memasyarakatnya ajaran islam maka sebagian masyarakat islam pun kadang terasa asing dan enggan dengan ajaran islam. Kadang mau ikut acara keagamaan tapi enggan, mau ke masjid enggan, mau berdakwah enggan, mau berorganisasi dalam bidang keagamaan enggan juga. Semua itu bisa saja terjadi karena belum terbiasa. Sesuatu yang belum biasa dilihat dan belum biasa dilakukan maka hal itu akan terasa sulit untuk dibiasakan. Jadi kita harus membiasakan diri dengan islam dan membuat masyarakat islam juga terbiasa dengan ajaran islam.
          Jika kita sudah tahu bahwa kita memiliki kewajiban untuk memasyarakatkan islam lantas apa saja yang harus kita lakukan? Tentu saja, kita harus memasyarakatkan islam.. Kita terapkan nilai-nilai islam dalam kehidupan kita sehari-hari, kita ajak orang lain untuk menerapkan ajaran islam dan kita masukkan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika kita mendakwahkan tentang “kebersihan itu sebagian dari iman” maka kita juga harus memberikan contoh dalam perbuatan kita sehari-hari kalau misal kita makan kita buang bungkus makanannya ke tempat sampah. Jika buang sampah sembarangan maka hal itu akan menimbulkan kotornya lingkungan. Dengan cara lain berhubung kita sebagai mahasiswa maka kita dapat memasyarakatkan islam salah satunya dengan mengadakan perlombaan “keislaman”. Perlombaan yang menggunakan ketentuan secara syar’i dan dimasukkan nilai-nilai islam. Dalam suatu organisasi hal itu akan lebih mudah untuk dilakukan. Sebagai contoh seperti lomba Winter Season kali ini, hal itu merupakan salah satu wujud dari memasyarakatkan islam. Membuat islam menggelora dalam masyarakat islam (dalam hal ini mahasiswa muslim Kebendaharaan Negara dan PPLN). Memasukkan nilai-nilai islam dalam suatu perlombaan seperti lomba foto yang didalamnya terdapat kutipan hadits atau al-qur’an, lomba kreasi jilbab (bagaimana mengenakan jilbab yang baik dan benar), lomba ahad games yang penuh dengan kesederhanaan (menggunakan peralatan-peralatan yang murah dan seadanya seperti botol bekas, kerikil, kertas, dsb), lomba public speaking (ceramah), lomba cerpen islami dsb. Secara tidak langsung hal-hal seperti itu telah mendorong terwujudnya islam yang memasyarakat. Jadi semangat yang seperti itu yang harus kita jaga dan kita pertahankan, kalau perlu kita tingkatkan. Jadi sebagai pemuda islam, kita juga harus mendakwahkan islam.. Terlebih dengan adanya perkembangan zaman, maka kita dapat mengemas nilai-nilai islam dengan lebih kreatif dan disesuaikan dengan objek yang kita dakwahi.
            Di zaman sekarang ini ajaran islam bisa dikemas dengan lebih menarik.. Hal itu dapat dilakukan dengan cara seperti tadi (seperti contoh di lomba winter season) atau dengan cara memasukkan nilai-nilai agama di dalam nilai-nilai kehidupan lainnya seperti nilai-nilai sosial, nilai-nilai budaya dsb. Sebagai contoh ketika kita mau memasukkan nilai agama berupa pentingnya sedekah kita dapat menyampaikan pentingnya bersedekah dengan menggunakan LCD misalnya, jadi selain kita memasukkan kutipan dari al-qur’an atau hadits tentang manfaat dan pentingnya bersedekah kita juga dapat memasukkan nilai-nilai sosial di dalamnya, misalnya dengan menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang kurang mampu, statistik perbandingan masyarakat berkecukupan dibandingkan dengan msyarakat miskin di negeri ini, dsb.. Dengan contoh lain kita dapat menunjukkan kutipan al-qur’an atau hadits tentang sunah minum sambil duduk (dilarang minum sambil berdiri), hal itu dapat dikaitkan juga dengan penelitian medis yang memang menunjukkan minum sambil duduk itu lebih menyehatkan daripada sambil berdiri karena pada saat kita minum sambil berdiri maka salah satu saluran dalam tubuh kita yang bernama sfringer akan membuka sedangkan pada saat kita minum sambil duduk maka saluran sfringer itu akan menutup dan menyaring air yang masuk ke dalam tubuh kita. Jadi minum sambil duduk lebih menyehatkan. Jadi hal-hal seperti itu dapat mempertegas tentang kebenaran dan manfaat dari apa yang kita dakwahkan. Dengan begitu dakwah yang kita sampaikan relatif akan lebih mudah diterima dan lebih mudah dipahami. Mengingat betapa pentingnya memasyarakatkan islam oleh karena itu marilah kita sebagai pemuda islam turut aktif dalam memasyarakatkan islam. Kalau bukan kita lalu siapa lagi,? J

Pemuda Islam yang Ideal


Sebagai seorang pemuda islam kita seharusnya menjunjung tinggi dan menegakkan ajaran-ajaran Allah. Semangat itu harus kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sekian banyak kisah pemuda luar biasa yang menegakkan ajaran Allah, diantaranya adalah kisah pemuda Ibrahim yang tumbuh di lingkungan masyarakat penyembah berhala. Betapa luar biasanya keimanan Ibrahim dan bahkan ayah kandungnya sendiri menjadi musuhnya. Semua itu dia lakukan karena kesabaran dan keyakinan yang kuat di dalam hatinya tentang ajaran Allah. Kisah lainnya adapula kisah tentang Yusuf, pemuda yang dapat menahan dirinya dari godaan istri Raja Mesir yang berparas cantik.
Kisah mereka harusnya dapat kita contoh, kita sebagai pemuda harus memiliki semangat tinggi dalam menegakkan agama kita. Dalam Al-Qur`an telah ditempatkan masa muda sebagai masa kekuatan sebagaimana tercantum dalam QS. Ar-Ruum: 54 yang artinya : “Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Maha Kuasa.” Dari kutipan Al-Qur’an diatas maka kita sepantasnya mempergunakan masa muda kita dengan sebaik-baiknya. Kita gunakan masa muda kita sebaik mungkin selagi nyawa masih menyatu dalam raga.
Adapun untuk menjadi pemuda islam yang baik dan ideal kurang lebih kita harus memiliki karakter-karakter seperti ini : Pertama, memiliki ketauhidan yang kuat. Jadi sebagai pemuda islam kita harus mengimani Allah dan tidak berbuat syirik. Karena syirik adalah dosa yang paling besar, dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah. oleh karena itu kita tidak boleh melakukannya. Kita harus menghindari sesuatu yang syubhat (meragukan) agar kita terhindar dari suatu kesyirikan dan bid’ah.
Yang kedua adalah berani, jadi pemuda islam harus berani dalam menyatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Pemuda islam juga harus mempunyai keberanian dalam belajar, tidak malu bertanya dan berani mendakwahkan islam. Jadi pemuda islam harus siap bertanggung jawab dan menanggung risiko dalam mempertahankan keyakinannya. Seperti dicontohkan oleh pemuda Ibrahim pada masa Raja Namrudz. Dengan berani Ibrahim menghancurkan sekumpulan berhala kecil, lalu menggantung kapaknya ke leher berhala yang paling besar. Ibrahim memberikan pelajaran kepada kaumnya bahwa menyembah berhala itu sama sekali tidak mendatangkan manfaat. Kisah itu dikisahkan secara dalam surah Al-Anbiya [21]: 56-70.
Ketiga, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk mencari kebenaran atas dasar ilmu pengetahuan dan keyakinan. Pemuda islam tak akan berhenti dari belajar dan menuntut ilmu pengetahuan. Dia tahu bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi tiap muslim laki-laki dan perempuan. Dia juga tahu bahwailmu yang bermanfaat adalah amalan yang menemaninya sampai dia meninggal (tiga amalan yang akan menemani seseorang setelah meninggal adalah ASI = Anak yang sholeh, Sodaqoh jariyah, dan ilmu yang bermanfaat). Dengan itu pemuda islam akan semangat dalam menuntut ilmu. Semakin banyak ilmu yang dimiliki maka akan membuat pemuda islam seperti padi yang semakin merunduk dan dia tetap sadar bahwa banyak ilmu yang belum diketahui jadi pemuda islam terus belajar dan belajar. Firman Allah, “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.” Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu ?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku).” (Al-Baqarah [2]: 260)
Keempat, pemuda islam memiliki ikatan persaudaraan yang kuat dengan saudaranya para pemuda islam lainnya. Pemuda islam yang ideal akan berkumpul untuk merencanakan suatu kebaikan dan saling menguatkan satu dengan yang lainnya. Pemuda islam yang ideal akan saling mengajak dalam kebaikan dan saling mengingatkan jika saudaranya salah. Pemuda islam lebih suka saudaranya disibukkan dengan kegiatan baik daripada diluangkan dengan kegiatan yang kurang baik. Jadi, pemuda islam berkelompok bukan untuk berkumpul dalam hal berfoya-foya apalagi dalam hal berbuat kejahatan. Tetapi berkelompok untuk berkerjasama dalam kebaikan.
Kelima, selalu berusaha untuk menjaga akhlak dan kepribadian. Di masa sekarang, hal ini menjadi suatu hal yang sangat berat. Kisah kepribadian Nabi Yusuf sangat layak dijadikan teladan bagi kita para pemuda. Kala itu pemuda Yusuf digoda oleh Zulaikha di dalam ruangan tertutup. Tak ada seorang pun yang tahu perbuatan mereka selain mereka berdua saja. Namun dengan akhlak yang terjaga serta pertolongan Allah tentunya, akhirnya Yusuf bisa lolos dari bujuk rayu Zulaikha. Allah berfirman, “Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. (Yusuf [12]: 22-24).
Keenam, memiliki semangat yang tinggi dalam berusaha dan bekerja. Kekuatan pemuda islam terlihat pada sikap tidak pernah menyerah pada saat menemui rintangan dan hambatan. Ia memandang berbagai kesulitan hidup adalah peluang untuk memperbaiki diri. Kekurangan materi dalam kehidupan sehari-hari, batu karang yang kadang tiba-tiba menghantam, semua itu dipandang sebagai suatu ujian bukan suatu musibah. Pemuda islam akan berpikir positif, punya etos kerja tinggi dan akan berusaha dengan pantang menyerah.
Ketujuh, kreatif.. Kita sebagai pemuda islam sepantasnya bersifat kreatif.. Terlebih dalam mendakwahkan sesuatu, kita dapat menggunakan ide-ide kreatif kita sehingga apa yang kita dakwahkan akan lebih mudah untuk diterima oleh orang lain. Demikian gambaran singkat tentang kriteria pemuda islam yang ideal. Semoga kita dapat menjadi pemuda islam yang lebih baik dari sebelumnya, Aamiin...

Pemuda Islam yang Sekarang


            Pemuda itu ibarat tonggak/pondasi dari sebuah bangunan, oleh karena itu pemuda memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Karena begitu pentingnya peranan pemuda maka seharusnya kita sebagai pemuda-pemuda islam masa kini menghidupkan kembali semangat-semangat keagamaan. Bukankah kita diciptakan untuk beribadah dan untuk mengelola bumi? Untuk itu kita harus berpegang teguh pada ajaran agama agar dapat beribadah dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya.
Seharusnya kita sebagai pemuda islam meneruskan perjuangan pendahulu-pendahulu kita, dalam hal belajar tentang islam, mendakwahkan islam dsb.. Tapi kecenderungannya sebagian dari kita para pemuda islam yang sekarang cukup jauh dari apa yang kita harapkan.. Sebagian besar dari kita para pemuda islam lebih suka nongkrong di jalan atau di tempat makan daripada nongkrong di masjid. Sebagian besar dari kita lebih suka mendengar dan menghafal lagu-lagu daripada mendengar dan menghafal Al-Qur’an. Sebagian besar dari kita lebih suka ikut serta dalam kegiatan-kegiatan perayaan besar daripada kegiatan-kegiatan keagamaan. Hal-hal seperti itu terlihat jelas dalam kehidupan kita saat ini..
Sebenarnya apakah kita layak melakukan hal itu? Bukankah kita sebagai pemuda islam harus meneruskan perjuangan pemuda-pemuda islam yang terdahulu? Bukankah di usia muda ini kita justru punya kesempatan yang lebih besar dalam beramal baik dan mengajarkan kebaikan? Nabi Muhammad saw. bersabda, ”Manfaatkan yang lima sebelum datang yang lima: masa mudamu sebelum datang masa tuamu; masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu; masa kayamu sebelum datang masa miskinmu; masa hidupmu sebelum datang masa matimu; masa luangmu sebelum datang masa sibukmu.” (H.R. Al Baihaqi)
Dari hadits diatas kita dapat mengatakan bahwa kita sebagai pemuda islam harus memanfaatkan masa muda kita dengan sebaik mungkin. Kita harus banyak belajar, bukan hanya tentang ilmu keduniaan melainkan juga tentang ilmu keagamaan.. Kita boleh saja mengikuti perkembangan zaman dan memang harus mengikuti perkembangan zaman, akan tetapi lebih bagus lagi jika kita mengikuti juga perkembangan islam.
Sekarang ini zaman sudah sangat berkembang tetapi islam justru seperti mengalami kemerosotan. Di zaman dahulu ada sekian banyak kisah pemuda islam yang luar biasa, di zaman sekarang kita sangat susah untuk menemukannya. Sebagai contoh di masa lalu ada kisah tentang kecerdasan Nabi Ibrahim a.s. dimasa mudanya dalam menentang penyembahan berhala, kisah Nabi Yusuf a.s. yang dapat menahan dirinya dari godaan istri raja Mesir saat itu dan masih banyak kisah lainnya. Kisah-kisah terdahulu yang seharusnya dapat menginspirasi kita semua. Namun saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa kita sebagai pemuda islam masih banyak yang jauh dari kesan “islami”. Hal itu mungkin terjadi karena beberapa hal, diantaranya adalah faktor keluarga, lingkungan, budaya dan perkembangan zaman..
            Terkadang seorang pemuda islam jarang melihat kesan “islam” dalam kehidupannya. Baik di keluarganya maupun di lingkungannya. Hal itu menyebabkan pemuda islam kurang begitu mengetahui dan mengerti tentang ajaran islam yang sesungguhnya. Oleh karena itu dalam lingkungan kita, terlebih dalam keluarga kita, sebagai seorang pemuda islam kita sebenarnya harus dididik dan dibina sedemikian dini dengan ajaran-ajaran islam. Misalnya ketika kecil, seharusnya kita sebagai anak-anak islam diajarkan tentang banyak hal seperti berdo’a sebelum melakukan sesuatu, makan pakai tangan kanan, minum sambil duduk dsb.. Semua itu harus dimulai dari keluarga. Oleh sebab itu, dengan didikan seperti itu ketika kita pemuda-pemuda islam sudah berkerluarga nantinya, kita juga bisa mendidik anak-anak kita dengan nilai-nilai agama yang islami. Dengan demikian anak-anak kita nanti akan terbiasa dengan islam, akan mengerti tentang islam dan setidaknya mempunyai pondasi keislaman.
            Faktor lainnya yang menyebabkan pemuda islam kurang tampak “keislamannya” mungkin karena faktor lingkungan.. Jadi ketika dalam suatu lingkungan tidak ada juru dakwah, tidak ada yang mengingatkan dan selalu bergerak sendiri-sendiri tentunya hal itu tidak akan menimbulkan karakter yang kuat dari pemuda islam. Jika dalam suatu komunitas ada organisasi keislaman, ada juru dakwah dan ada ikatan persaudaraan yang kuat antar pemuda islam tentu hal itu akan mendorong terwujudnya pemuda islam yang lebih baik yang berpegang teguh pada ajaran islam. Terkadang sesuatu memang dimulai dari lingkungan, ketika pemuda islam sudah lepas dari orangtua maka mau tidak mau harus menyatu dengan lingkungannya. Karena itu diperlukan pondasi yang kuat yaitu nilai-nilai agama yang dipegang teguh. Dan perlu juga komunitas pemuda islam dan juru dakwah, jadi pemuda islam harus dididik dulu sebelum mendakwahkan sesuatu. Dan terkadang kejahatan yang terorganisir bisa mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir. Oleh karena itu kebaikan harus diorganisir dengan sebaik mungkin dan harus ada lembaga dakwah terutama yang di dalamnya beranggotakan juga pemuda-pemuda islam yang selanjutnya akan meneruskan perjuangan pendahulu-pendahulunya.
            Faktor lain yang menyebabkan pemuda islam kurang islami adalah faktor budaya/kebiasaan. Pemuda islam terkadang sering melihat kebiasaan-kebiasaan atau budaya-budaya yang jauh dari nilai islam. Hal itu membuat kita sebagai pemuda islam dimungkinkan dapat terkontaminasi oleh budaya buruk sehingga hal itu dapat mempengaruhi karakter keislaman kita. Untuk meminimalisasi hal ini maka kita sebagai pemuda islam harus giat-giat untuk menjaga diri dan dapat memilih-milih budaya/kebiasaan yang hendak masuk dalam diri kita.
Hal itu juga berbanding lurus dengan faktor perkembangan dunia.. Dunia berkembang dengan nilai-nilai yang seharusnya tidak semuanya kita serap. Konser dimana-mana, pelaksanaannya tidak mengenal waktu, menabrak waktu sholat dsb... Makanan cepat saji merebak padahal makanan yang lebih menyehatkan masih banyak... Hal seperti itu terlihat jelas di bangsa ini. Untuk itu kita seharusnya menjaga diri kita agar menjadi pemuda islam yang berguna bagi agama dan bangsa kita. Menjadi pemuda islam yang ideal dan dapat menjaga diri. Demikian sedikit materi yang dapat penulis sampaikan, untuk pembahasan tentang pemuda islam yang ideal akan dibahas dalam materi selanjutnya.. J